<3 |
aku masih ingat waktu itu, bagaimana tangan-tangan kecil kami bergenggaman erat satu sama lain. seseorang yang saat itu tidak sengaja ku kenal, ternyta menjadi seseorang yang terus saja menginspirasiku hingga saat ini. ku kenalkan dia dengan sebutan "kelinci". pertemuan pertama kami waktu itu terjadi di tempat les bahasa inggris. aku mendapat privilege untuk ikut kelas siang yang isinya anak-anak smp, sedangkan saat itu aku masih sd. kelinci yang sudah smp tentu saja berada di kelas tersebut, disanalah aku mengenalnya. kelinci adalah sosok yang sangat hangat, apalagi kepada ku. kami sempat beberapa kali datang ke tempat les bersama-sama, kelinci berjanji menjemputku saat itu. dengan kaki-kaki kecil kami, kelinci tak lupa memegang tanganku erat sepanjang jalan, kelinci memastikanku aman saat menyebrang jalan, padahal kelinci juga masih kecil saat itu. tubuh kami tidak jauh berbeda, kelinci hanya tinggi beberapa cm saja dariku.
kelinci adalah sosok yang sangat cerdas. tak jarang kelinci mengajariku materi-materi yang ternyata tak bisa ku pahami dalam sekali perhatian. dia cantik, senyumnya kesukaanku. suaranya pun unik, lembut dan lucu. sebagaimana aku menganggapnya sebagai kakak, begitu pula kelinci kepadaku. baginya, aku adalah adiknya. ternyata, kelinci pernah punya adik yang seumuran denganku, tapi Tuhan lebih menyayanginya. adik kelinci sudah berpulang setelah berusaha melawan penyakit yang terkenal mematikan. mungkin karena itulah aku merasakan kasih sayang kelinci kepadaku, sebab dia baru saja kehilangan.
waktu berlalu, kami semakin jarang bertemu. kelinci dan aku sudah tidak les di tempat yang sama. kelinci sudah sma dan aku baru masuk smp (kalau tidak salah). aku mendapat berita bahwa kelinci kehilangan ayahnya, Tuhan memanggilnya. aku sedih, betapa Tuhan memberi ujian yang berat kepadanya, kepada kelinci dengan tubuh mungilnya. namun aku salah, kelinci jauh lebih hebat dari yang ku kira. kelinci pernah depresi karena pasangannya yang tak setia. bobot tubuhnya menurun drastis mencapai 30 kg-an. keluarga banyak berkomentar dengan pernyataan intimidasi yang semakin menyerang pikirannya. ingin sekali aku memeluk kelinci waktu itu, tapi tak bisa.
beranjak dewasa, kami hanya bertukar kabar lewat sosial media. aku lihat kelinci sudah lulus kuliah di universitas ternama, lalu bekerja di perusahaan yang terkenal pula. kelinci tetap cantik seperti dulu, tetap menjadi inspirasiku. dibalik semua senyum yang dia punya, banyak pilu yang pernah dilaluinya. betapa besar badai kehidupan yang berhasil dilewatinya. semoga kelinci selalu bahagia, aku berdoa untuknya <3