♡ ྀི ingin punya hati seluas langit, supaya bisa terima semua bentuk awan.

14.10.23

Writing Challenge Day 10; Teman Terbaik

cr; twitter


hai, embun disini. aku agak sentimen jika harus menulis tentang teman, teman terbaik. beranjak dewasa, aku mulai merasakan jarak dengan beberapa. entah karena aku yang menjauh, entah karena mereka yang menjauh, entah karena garis hidup yang mengharuskan begitu. 

aku punya banyak teman. namun yang terbaik, bisa dihitung dengan jari. menghitung yang tersisa dengan jariku yang sepuluh ini akan bersisa banyak. namun jika menghitung yang hilang dengan sepuluh jariku, aku kekurangan. aku kehilangan banyak akhir-akhir ini. sejujurnya, aku tidak begitu paham kenapa dan apa alasannya kehilangan ini bisa terjadi. rasanya semua terjadi begitu saja. kami berjauhan, jarang bertukar kabar, lalu hilang. kami berselisih paham, tidak dikomunikasikan, lalu hilang. kami saling kecewa, memilih diam, lalu hilang. memang benar adanya, bahwa setiap masa ada orangnya dan setiap orang ada masanya.

perasaan terburuk yang pernah ku rasakan adalah ketika aku merasa tidak pantas lagi menjadi teman bagi teman terbaikku. aku merasa bahwa kehadiranku dalam hidupnya memberi pengaruh buruk, membuatnya tertekan, dan jauh dari senang. aku merasa jika ada aku di dekatnya, dia seperti memikul beban. aku merasa jika ada aku di sekitarnya, dia seperti dihantui awan mendung. perasaan seperti itu membuatku mundur dan memilih hilang dari kehidupannya.

namun pernah juga aku merasa kecewa. pada beberapa momen yang menurutku, teman baik harusnya tidak begitu. teman baik harusnya begini. cukup aku merasa kecewa, karena ternyata aku sendiri penyebab kecewa itu terasa. aku sendiri yang membangun harapan, lalu ketika kenyataan tak sesuai, aku kecewa, dan menganggap teman baikku tidak baik lagi. selalu begitu, ujung-ujungnya aku menyalahkan diri sendiri atas kesalahan yang aku juga tidak paham itu benar salah atau tidak.

kata ummi, berteman sewajarnya saja. ummi bilang begitu setelah mendengar cerita kecewa-ku tentang pertemanan. setelah kehilangan, aku mulai membatasi diri. aku berusaha keras menjauh dari rasa memiliki. aku tidak mau merasakan hal yang sama lagi karena harapan-harapan yang ku tanam sendiri. aku tidak mau berpikir bahwa temanku jahat karena ekspektasiku yang tak terpenuhi.

aku merelakan yang pergi dan memegang yang tersisa. hanya ku pegang, tidak ku miliki. ku buka lebar lenganku, jika suatu saat mereka ingin memelukku. ku sediakan telinga dan waktu, jika suatu saat mereka butuh itu. ku usahakan menjadi teman baik, tanpa harapan baik pula aku diperlakukannya. karena jika balasannya bukan dari mereka, mungkin dari yang lain yang tak ku sangka-sangka.

menurutku, teman baik bukan yang selalu ada. namun yang selalu ingat. menurutku, teman baik bukan yang tidak pernah marah. namun yang selalu mau memberi maafnya.


-salam sejuk dari tetesan embun pagi

0 comments:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

© Embun Pagi, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena