♡ ྀི ingin punya hati seluas langit, supaya bisa terima semua bentuk awan.

15.5.24

Writing Challenge Day 25; Tak Habis Rindu Dibayar Sua

perjalanan yang penuh rindunya

kuubah temanya jadi rindu, karena hanya itu yang membetah di sudut muram hatiku.

selepas jauhnya persimpangan memisahkan kita, sesudah beratnya hati mengiyakan kata pisah, sehabis banyaknya air mata memutus tali asa, ternyata beberapa temu tak menyembuhkan apa-apa. rindu-rindu yang semenjak malam pilu itu mulai mengendap diam-diam, mewujud dingin di dinding kamarku, ternyata tak ada yang luluh disapa temu. rindu-rindu yang semenjak malam iba itu berusaha akrab, memeran selimut hangat memeluk tubuhku, ternyata tak satu sua pun mampu membayarnya.

ku kira, yang gaduh dari siang hanya di luar saja, berisiknya jalanan berpaut keluh-peluh manusia. ku kira, gaduh di dalam hanya malam saja, riuhnya dada kesakitan meratap lapang jiwa. ternyata, rindu datang lebih lantang, melupa diam mengancam perang. ternyata, rindu hadir lebih berani, menyuguh belati mengerat makna hati. siang-siang bolong sekali, bahkan pagi-pagi sendu tadi. 

bukan rindu yang tak bisa diobati oleh temu, tapi temu yang tak bisa lagi membayarnya. sebab pertemuan demi pertemuan itu, ditemani binar mata yang telah samar, diiringi sapa lembut yang sudah hilang, dan didampingi rasa miliknya yang melambai selesai. maka pertemuan itu hanya menyakiti rindu, tak membuatnya sembuh, malah gaduh. maka pertemuan itu hanya menyisakan pilu, tak menyingkirkan biru, malah sendu.

jika memang rindu betah di sudut muram hatiku, harus ku hilangkan muram itu, supaya rindu pergi jauh.


-salam sejuk dari tetesan embun pagi
Read More
Diberdayakan oleh Blogger.

© Embun Pagi, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena