Perkenalkan. Aku sang pelukis luka tanpa sengaja dengan hasil sempurna. Aku sang perusak hubungan orang dengan keadaan tidur lena.
Aku, tak pernah bermaksud untuk melakukan ini. Sekali pun tak terpikir olehku untuk mengambil temanmu, lalu kau ditinggal. Aku tak akan melakukan itu, karena aku tau bagaimana rasanya ditinggal teman yang begitu ku sayang. Sakit rasanya. Apalagi jika dia tak pernah kembali lagi padamu, seakan satu keping kecil yang berharga itu hilang.
Dan lagi, aku tak pernah bermaksud untuk merubahnya. Merubah sifat teman kalian. Membuatnya sombong pada kalian. Merebutnya dari kalian. Tak pernah. Terlintas sekali secepat kilat pun tak pernah. Aku tak mengambilnya. Kalian seakan menganggap bahwa gadis ini rusak berteman denganku.
Selalu saja seperti ini. Aku ditinggal, saat kutemukan yang baru ternyata sudah milik orang. Semua ini, seakan-akan mengartikan bahwa ini takdir yang harus kujalani. Aku hidup untuk sendiri. Tak ada yang mengerti bahkan peduli. Tak akan ada yang menangis jika aku pergi. Tak ada dan tak kan pernah ada. Hidupku seolah tak boleh memiliki teman untuk berbagi. Haruskah ku tanggung perih ini sendiri? Menelan luka ini sendiri? Berusaha tersenyum meski hati tersakiti?
Maaf telah membuat kalian kehilangan. Ini dia kukembalikan, hal yang sebenarnya tak pernah kuambil.
- Amanda Saliza
Salam sejuk dari tetesan embun pagi.
Aku, tak pernah bermaksud untuk melakukan ini. Sekali pun tak terpikir olehku untuk mengambil temanmu, lalu kau ditinggal. Aku tak akan melakukan itu, karena aku tau bagaimana rasanya ditinggal teman yang begitu ku sayang. Sakit rasanya. Apalagi jika dia tak pernah kembali lagi padamu, seakan satu keping kecil yang berharga itu hilang.
Dan lagi, aku tak pernah bermaksud untuk merubahnya. Merubah sifat teman kalian. Membuatnya sombong pada kalian. Merebutnya dari kalian. Tak pernah. Terlintas sekali secepat kilat pun tak pernah. Aku tak mengambilnya. Kalian seakan menganggap bahwa gadis ini rusak berteman denganku.
Selalu saja seperti ini. Aku ditinggal, saat kutemukan yang baru ternyata sudah milik orang. Semua ini, seakan-akan mengartikan bahwa ini takdir yang harus kujalani. Aku hidup untuk sendiri. Tak ada yang mengerti bahkan peduli. Tak akan ada yang menangis jika aku pergi. Tak ada dan tak kan pernah ada. Hidupku seolah tak boleh memiliki teman untuk berbagi. Haruskah ku tanggung perih ini sendiri? Menelan luka ini sendiri? Berusaha tersenyum meski hati tersakiti?
Maaf telah membuat kalian kehilangan. Ini dia kukembalikan, hal yang sebenarnya tak pernah kuambil.
- Amanda Saliza
Salam sejuk dari tetesan embun pagi.